Akankah P2P Fintech Berguguran di China Berefek Domino di Indonesia

Sebelum lebih jauh membahas masalah fintech P2P, alsaalta adalah pengguna Jasa Fintech P2P dari Koinworks. Sudah menjadi member sejak pertengahan 2017. Sampai Artikel ini ditulis (20180721), semuanya berjalan aman dan lancar. Semoga kedepannya tidak scam seperti yang dialami alsaalta diawal 2018 dengan bitconnect (BCC) yang ternyata scam nya parah. Kali ini alsaalta akan membahas tentang berita P2P Fintech yang berguguran di Negeri tirai Bambu China.



Di China, industri fintech (financial technology) dengan metode pinjaman peer to peer (P2P) memiliki valuasi kurang lebih USD. 192 Milyar sedang mengalami masalah dengan tumbangnya banyak fintech P2P. Bergugurannya industri fintech P2P di Cina sangat menimbulkan kepanikan.

Kenapa ini bisa terjadi?

Karena pemerintahan China sangat keras terhadap praktek perbankan bayangan (Shadow Banking). Ini yang menjadi pemicu kalau industri fintech P2P berguguran.

Menurut data Yingcam Group di Shanghai, per Juli 2018 ini sudah ada 57 fintech P2P yang default alias gagal bayar.

Menurut media mainstream Bloomberg : fintech P2P yang default dikarenakan sebagai berikut:

  • Ketidak mampuan membayar kan dana ke nasabah.
  • Sedang dalam pengawasan atau investigasi polisi.
  • Penghentian operasional fintech P2P.
  • Berubah Core Bisnis.
  • Atau Penyelenggara melarikan diri dengan dana nasabah.

Negara China belakangan ini sedang sangat memperketat pasar kredit untuk mengurangi resiko keuangan yang besar.

Secara statistik Pengguna P2P di China memiliki member terdaftar sebesar 50 juta orang dengan USD. 192 Milyar yang belum dilunasi kepada nasabah. Semoga ini tidak berdampak terhadap P2P fintech di tanah air Indonesia.

peer to peer fintech indonesia (pixabay.com)

Baca Juga:

Hingga bulan Maret 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mempublikasikan 40 perusahaan fintech yang sudah terdaftar di OJK yaitu antara lain yang sudah terdaftar adalah Koinworks yang sedang alasaalta gunakan.

Perusahaan P2P fintech di Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar. Menurut OJK kebutuhan kredit di Indonesia bisa mencapai 1700 triliun Rupiah, dan baru tersedia sebesar 700 triliun Rupiah (Data Diambil dari CNN Indonesia Februari 2018). Ditahun 2017 penyaluran dana melalui medium P2P Fintech mencapai 2,5 triliun Rupiah.

Selama 1 (satu) tahun menggunakan fintech Koinworks, alsaalta memperoleh imbal hasil di range 10 s/d 20 persen pertahun. Dan so far so good belum pernah mengalami kendala, apalagi amit-amit sampai dengan default. Sebagai Lender, alsaalta berharap bisa terus bekerja sama dengan P2P fintech yang berkualitas dan sama-sama saling menguntungkan.