Asuransi Cyber Masih sedikit di Indonesia

Asuransi Cyber (Cyber Insurance) dalam pandangan Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor, perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi dunia maya untuk mengantisipasi ancaman siber atau cyber risk masih sangat sedikit sekali. Hal tersebut dikarenakan permintaan akan asuransi dunia maya (cyber insurance) di Indonesia masih sangat minim.

”Permintaan Asuransi Cyber (Cyber Insurance) belum banyak. Itu berlaku hukum ekonomi yakni hukum supply and demand, memang dibutuhkan keahlian untuk menutupi ini,” kata Julian Noor.



Menurut Julian, perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi dunia maya tidak lebih dari 10. Sebagian besar dari mereka merupakan perusahaan asuransi yang masuk dalam daftar 10 besar perusahaan maupun join venture.

”Untuk menangani cyber risk (Resiko Dunia Maya), harus diantisipasi seberapa besar risikonya. Karena yang dijamin kan financial lost. Jadi seberapa besar menyebabkan kerugian keuangan,” jelas Julian Noor.

Julian menyatakan, kesadaran perusahaan dalam negeri dalam menggunakan layanan asuransi dunia maya (Cyber Insurance) ini sangat minim. Kalaupun ada, mereka merupakan perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki cabang di Indonesia.

Untuk perusahaan lokal, yang sadar akan penggunaan layanan asuransi dunia maya, hanya perusahaan yang bergantung pada teknologi informasi. Karena perusahaan yang bergantung pada teknologi informasi sangat mewaspadai gangguan atau serangan bisa berdampak pada operasional bisnis mereka.

”Jadi pada perusahaan lokal yang sangat depend on (teknologi informasi) kesadarannya cukup tinggi. Mereka sudah memitigasi risiko cyber dengan asuransi,” ujar Julian.

Masalahnya, lanjut Julian Noor, di Indonesia timbul keinginan untuk menggunakan asuransi setelah ada kejadian. Dirinya menebak, setelah kejadian ini akan banyak permintaan asuransi karena risiko cukup tinggi.

grafik Asuransi Cyber dunia menurut google trend

Minat Cyber Insurance di Dunia – Credit: Google trend

Menurut Analisis Google Trend. Minat akan Cyber Insurance ada dalam pola kestabilan dan hanya mengalami 2 kali spike. Dalam rentang analisis 12 bulan. Dapat kita bandingkan dengan Google Trend minat akan Cyber Insurance di Indonesia.

Grafik Asuransi Cyber di indonesia menurut google trend

Trend Cyber Insurance di Indonesia – credit: Google Trend

Betul sekali, bahkan analisis Google Trend belum mempunyai data yang signifikan mengenai Cyber Insurance di Indonesia.

Pertanyaannya adalah?

“apakah kita sudah aman dari ancaman-ancaman dunia siber ini?”. Tentu jawabannya ada didalam perusahaan-perusahaan kita sendiri. Patut di waspadai adalah perkembangan Big Data yang semakin masif. Apa ini akan menimbulkan ancaman dunia siber? apakah ini membutuhkan perlindungan asuransi?

Kesadaran menggunakan asuransi harus mulai dilakukan. Mulai dari yang terkecil dahulu, dengan menanamkan dalam masing-masing kita pentingnya berasuransi.

Mari terus berasuransi, baik untuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi properti, asuransi kendaraan, travel insurance, atau bahkan cyber insurance.